Pages

Sunday, June 28, 2020

Justice League Vs Darkseid

7 Fakta Darkseid, Villain yang Akan Dihadapi Justice League

By Yuni Usmanda / 23 Juni 2020

Tiga tahun setelah perilisan Justice League (2017), kabar yang paling ditunggu-tunggu oleh penggemar DC akhirnya diumumkan pada Mei lalu. Justice League Snyder Cut yang selama ini diminta oleh para penggemar resmi bakal dirilis di HBO Max pada 2021 dengan nama resmi Zack Snyder’s Justice League. Versi Snyder Cut tentunya bakal sangat berbeda dengan Justice League yang dirilis tiga tahun lalu.

Salah satu hal yang enggak ada di versi 2017 tapi bakal muncul di versi Snyder Cut adalah kehadiran villain mengerikan di semesta DC, yaitu Darkseid. Nah, belum lama ini, HBO Max akhirnya memperlihatkan teaser perdana Zack Snyder’s Justice League. Di video singkat tersebut, penggemar akhirnya bisa melihat penampakan Darkseid yang nantinya bakal meneror Justice League.

Nah, sebelum kita melihat penampilan Darkseid di Zack Snyder’s Justice League, yuk, kenalan dulu dengan supervillain DC ini!


1. Bernama asli Uxas, villain ini pertama kali muncul sebagai kameo di komik Superman’s Pal Jimmy Olsen #134 yang dirilis pada November 1970.

Karakter ini diciptakan oleh sosok yang juga berjasa dalam menciptakan berbagai karakter ikonis di Marvel Comics, yaitu Jack Kirby. Setelah muncul sebagai kameo, Darkseid akhirnya benar-benar muncul sepenuhnya di komik Forever People #1 yang dirilis pada Februari 1971.


2. Dalam menciptakan Darkseid, Kirby terinspirasi dari wajah aktor Jack Palance untuk penggambaran wajah sang villain.

Kirby mengagumi penampilan kuat Palance di berbagai filmnya. Namun, Kirby hanya terinspirasi dari penampilan fisiknya Palance dalam penggambaran Darkseid. Untuk personalitas sang villain, Kirby terinspirasi dari Adolf Hitler dan Richard Nixon.


3. Diceritakan sebagai pangeran planet Apokolips, Uxas membunuh keluarganya sendiri demi mencapai kekuasaan yang dia inginkan.

Pangeran Uxas merupakan anak dari raja Yuga Khan dan ratu Heggra. Sebelum menjadi raja, Uxas telah berambisi untuk merebut kekuasaan atas planet Apokolips. Ketika saudara kandung laki-lakinya, yaitu Drax, hendak mengambil Omega Effect, Uxas malah membunuh Drax dan mengambil kekuatan tersebut untuk dirinya sendiri.

Omega Effect pun mengubah fisik Uxas menjadi seperti batu. Dari sinilah, Uxas menggunakan identitas baru untuk dirinya sendiri, yaitu Darkseid. Suatu hari, villain ini jatuh cinta kepada seorang penyihir Apokolips yang bernama Suli, hingga memiliki seorang anak yang bernama Kalibak. Namun, ibunya Darkseid meracuni Suli karena dianggap membawa pengaruh buruk untuk putranya.

Enggak terima kekasihnya dibunuh, Darkseid malah balik meracuni ibunya sendiri. Setelah kematian ibunya, villain ini akhirnya menjadi raja tertinggi planet Apokolips.


4. Sebagai ras New God, Darkseid memiliki kemampuan alami yang jauh melebihi manusia. Ditambah lagi dengan Omega Effect yang membuatnya jauh lebih berbahaya.

Sebelum mendapatkan kekuatan Omega Effect, Darkseid memiliki banyak kelebihan fisik sebagai ras New God. Villain ini mampu hidup abadi, memiliki kemampuan regenerasi, lalu punya kekebalan, stamina, dan kekuatan yang luar biasa. Semua kelebihan tersebut semain diperkuat ketika Darkseid mendapatkan Omega Effect.

Energi kosmis tersebut membuat sang villain akhirnya mendapatkan kemampuan lain, salah satunya Omega Beams, energi yang bisa dia tembakkan dari matanya. Saking kuatnya, Omega Beams mampu melukai bangsa Kryptonian hingga menghancurkan planet. Heebatnya lagi, Omega Effect juga membuat Darkseid mampu menghidupkan kembali orang yang telah meninggal.


5. Komikus Jim Starlin menjadikan Darkseid sebagai inspirasinya dalam menciptakan Thanos.

Thanos sendiri debut di Marvel Comics lewat komik The Invicible Iron Man #55 yang dirilis pada Februari 1973. Sebelum menciptakan Thanos dalam tampilan fisik seperti yang kita ketahui sekarang, Starlin terlebih dulu menggunakan karakter DC lainnya dari ras New God, yaitu Metron, sebagai inspirasinya dalam menciptakan Thanos.

Yap, Thanos versi awal digambarkan memiliki badan yang jauh lebih kecil. Namun, editornya Starlin pada saat itu, yaitu Roy Thomas, enggak puas dengan penampilan awalnya Thanos. Dibandingkan Metron, Thomas menyarankan Starlin untuk mengambil inspirasi dari Darkseid dalam penggambaran Thanos. Starlin akhirnya membuat badan Thanos menjadi lebih besar dan mengintimasi seperti yang kita ketahui saat ini.


6. Jika Thanos mencari Infinity Gems atau Infinity Stones untuk menguasai semesta, Darkseid berusaha mengungkap Anti-Life Equation untuk menguasai semesta.

Salah satu tujuan terbesar villain ini adalah menghilangkan semua kehendak bebas dari alam semesta. Untuk mencapai tujuan tersebut, Darkseid berusaha mengungkap Anti-Life Equation yang dapat memberinya kontrol penuh atas pikiran dan emosi semua makhluk hidup di alam semesta.

Pada dasarnya, Anti-Life Equation bagaikan rumus persamaan matematika. Villain ini yakin bahwa rumus atau fragmen dari Anti-Life Equation ada di alam bawah sadar manusia. Itulah sebabnya, villain ini menyerang Bumi untuk menyelidiki pikiran setiap manusia, hingga harus berhadapan dengan berbagai superhero.


7. Jika sutradara Bryan Singer jadi menggarap sekuel Superman Returns, Singer berencana mengangkat Darkseid sebagai villain film tersebut.

Pemasukan yang diterima Superman Returns (2006) nyatanya enggak mampu memuaskan Warner Bros, sehingga mereka membatalkan penggarapan sekuelnya. Padahal, sang sutradara telah punya rencana besar terhadap sekuel Superman Returns. Singer rencananya bakal menamakan sekuelnya dengan judul Man of Steel dan memilih Darkseid sebagai musuh utama Superman di film tersebut. Sayangnya, rencana tersebut akhirnya enggak pernah terealisasikan.

Bonus: Villain ini bakal diperankan oleh Ray Porter di Zack Snyder’s Justice League.

Sebelum Snyder mengonfirmasi perilisan Zack Snyder’s Justice League, sutradara ini telah membocorkan nama aktor yang memerankan Darkseid pada April 2019. Porter memang akhirnya sama sekali enggak muncul di Justice League versi 2017. Untungnya, kehadiran Zack Snyder’s Justice League dapat membuat Porter menunjukkan kemampuan aktingnya sebagai sang supervillain.


Sumber :
https://www.kincir.com/movie/cinema/fakta-darkseid-villain-justice-league

Justice League Vs Avengers

Justice League Vs. Avengers, Siapa Pemenangnya?

By Intan Kirana / 27 November 2017

Justice League selama ini sering disamain dengan The Avengers. Soalnya, dua film ini sama-sama menceritakan “geng” para pahlawan super yang berani berjuang demi membela kebenaran. Nah, lo pernah enggak, sih, kepikiran, mana yang lebih keren di antara dua geng superhero ini?

Perdebatan tentang Justice League versus Avengers sebenarnya memang jadi topik paling panas di kalangan penggemar superhero. Soalnya, keduanya sama-sama kuat. Meski begitu, para anggota dua geng superhero ini punya perbedaan kekuatan dan karakteristik yang membuatnya menarik untuk dibahas.

Maka dari itu, Viki bakal bahas bagaimana jadinya kalau dua geng superhero ini diadu. Karena anggota Justice League versi DCEU baru ada enam superhero dan anggota Avengers udah ada banyak, jadi anggota Avengers bakal Viki pilih berdasarkan kesesuaian kekuatannya. Tenang aja, Viki bakal hindarin banget yang namanya pertarungan berat sebelah.

Selain itu, pemilihan matchup ini juga Viki pertimbangkan sesuai dengan status, peran, dan latar belakang sang superhero di gengnya masing-masing. Misalnya, Batman sebagai superhero supertajir dan pemimpin tim bakal ngelawan superhero Avengers yang sama tajirnya. Begitu juga Superman, sebagai penghancur dan garda terdepan Justice League, bakal ngelawan superhero Avengers yang sama-sama kuatnya.

Yuk, siapin popcorn dan minuman bersoda. Terus, kita saksiin bareng-bareng pertarungan akbar antara Justice League dan Avengers di bawah ini!


1. Cyborg Vs. Captain America

Viki memutuskan menandingkan Captain America dan Cyborg karena keduanya adalah superhero yang lahir dari percobaan laboratorium. Selain itu, menurut Viki, keduanya punya keberanian dan semangat yang sama saat menumpas kejahatan.

Latar Belakang
Steve Rogers menjadi kelinci percobaan bagi laboratorium milik Howard Stark karena Amerika Serikat pada masa perang membutuhkan figur seorang pahlawan kuat dan super. Percobaan ini dilakukan atas kesadaran Steve sendiri dan risikonya pun dia terima. Dia dipilih karena punya keberanian besar dan ketulusan hati untuk membela negaranya meski badannya tergolong kecil untuk ukuran seorang tentara.

Sementara itu, Cyborg merupakan kelinci percobaan dari sang bokap, Silas Stone. Berbeda dari percobaannya Steve, percobaan Victor Stone gagal. Bahkan, karena percobaan ini, beberapa bagian tubuh Victor rusak dan harus diganti dengan mesin. Akhirnya, dia pun dikenal sebagai Cyborg.

Kalau dilihat-lihat, apa yang dialami Cyborg lebih “keras” dibanding Captain America. Meskipun percobaan Captain America sukses, dia enggak perlu melewati kesedihan berkepanjangan dan mengalami keretakan hubungan dengan sang bokap akibat kesalahan percobaan. Saat percobaan selesai, Steve langsung jadi Captain America yang kuat. Sementara itu, Cyborg harus melewati fase hidup yang suram akibat kehilangan bagian tubuh dan harus membangun kepercayaan pada sang bokap yang dia anggap bertanggung jawab terhadap kerusakan anggota tubuhnya.

Kostum
Kostum Captain America terbuat dari semacam bahan yang ketat dengan topeng yang menutupi wajah bagian atas. Motif kostumnya terinspirasi dari warna bendera Amerika Serikat, secara namanya aja Captain America. Kalau kostum Cyborg sendiri, ya, terbuat dari rangkaian baja dan mesin. Kostum ini kuat banget dan jelas membuat kekurangan Cyborg menjadi kelebihan.

Dilihat dari gayanya, kostum Captain America lebih simpel, enak dipakai, serta fleksibel buat berperang. Lagipula, kostumnya ini kayak adem banget. Setuju, enggak?

Kekuatan
Captain America memang enggak bisa terbang, enggak punya Jarvis, atau punya panah yang bisa melesat dan tepat sasaran. Namun, berkat serum yang dimasukkan ke tubuhnya, Captain America jadi kuat banget. Dia bisa memukul orang dengan tangan kosong. Ditambah, perisainya kuat banget. Lo enggak perlu meragukan kekuatan "tangan kosong" Captain America. Dia aja bisa ngejatuhin Iron Man yang berkostum canggih dalam Captain America: Civil War (2016). Makanya, dia pede waktu Iron Man nyuruh dia ninggalin perisainya di akhir pertarungan. Tanpa perisai, dia bisa ngebebasin superhero pembelot lainnya yang ditahan.

Sementara itu, karena badannya terbuat dari mesin, Cyborg punya kekuatan dan kecepatan tubuh yang melebihi manusia pada umumnya. Badan ini juga fungsinya hampir sama kayak fungsi kostumnya Iron Man. Kekuatan Cyborg dan Iron Man punya sistem komputasi serta bisa digunakan buat menyerang musuh. Lebih kerennya lagi, Cyborg juga bisa meretas sebuah mesin atau robot sehingga bisa dikendalikan sesuka hatinya.

Dari segi kekuatan, keduanya sama-sama unggul, sih, meskipun enggak bisa dimungkiri bahwa kekuatan Cyborg lebih “wow” dibanding Captain America. Kalau lo sendiri, bagaimana? Pengen punya kekuatan ala Captain America atau Cyborg?


2. Wonder Woman Vs. Scarlet Witch

Sebenarnya, dua superhero ini punya latar belakang yang berbeda. Faktor yang bikin Viki mengadu keduanya adalah dua cewek ini punya kekuatan yang bisa dibilang hampir sama besarnya. Makanya, menarik banget untuk disaksikan pertarungan antara Wonder Woman yang punya kekuatan setara dewa serta Scarlet Witch dengan kekuatan pikirannya yang dipercaya bisa mengalahkan siapa pun.

Latar Belakang
Scarlet Witch alias Wanda Maximoff sebenarnya adalah seorang manusia biasa. Namun, bersama sang kakak, Peter Maximoff, dia dijadikan percobaan saat masih kecil dan akhirnya jadi manusia dengan kekuatan super. Sayangnya, trauma masa kecil akibat diculik dan hidup bersama orangtua angkat membuat mereka sempat jadi jahat. Untungnya, mereka bergabung dengan Avengers walaupun Quicksilver harus meregang nyawa karena melindungi Hawkeye dari serangan musuh.

Sementara itu, Wonder Woman adalah Diana Prince, sang Putri Amazon memang disiapin buat jadi seorang prajurit yang enggak terkalahkan. Setelah ketemu dengan seorang pilot bernama Steve Trevor yang pesawatnya jatuh di Paradise Island, Diana akhirnya menggunakan kekuatannya untuk menyelamatkan dunia.

Kalau dilihat dari latar belakangnya, dua cewek ini sama-sama tangguh. Namun, latar belakang Wanda alias Scarlet Witch lebih kompleks. Lo bisa jadi orang baik kalau dibesarin dalam lingkungan yang baik, tapi memutuskan jadi baik setelah melewati kegetiran hidup. Jelas ini jadi nilai plus buat lo.

Kostum
Kostum Wonder Woman yang diperanin Gal Gadot punya warna yang lebih tegas dan gelap daripada kostum Wonder Woman sebelumnya. Meski begitu, makin gelap warnanya bukan berarti jadi jelek. Justru, kostum ini terlihat keren dan enggak norak. Udah begitu, kostum ini kuat tapi juga lentur, cocok dikenakan dalam sebuah peperangan.

Sementara itu, kostum Scarlet Witch lebih sederhana. Di komik, kostumnya seperti korset merah ketat. Sedangkan, di film, kostumnya semacam coat merah maroon. Cuma memang harus diakui, kostum Wonder Woman yang cenderung konsisten ini merupakan sebuah ciri khas tersendiri, kayak ada fashion statement-nya.

Kekuatan
Sesuai dengan namanya, kekuatan Wanda lekat dengan kekuatan sihir. Dia bisa mengeluarkan semacam bola cahaya merah dari tangannya dan mengangkat, menyerang, dan menghantam benda-benda yang berada enggak jauh darinya. Sedangkan, Wonder Woman terkenal dengan kekuatan supernya, staminanya yang superkuat, serta keahlian refleksnya yang bagus, bahkan hampir menyamai bangsa Kriptonian (bangsanya Superman). Wonder Woman juga memiliki kekuatan menyembuhkan luka secara singkat.

Kekuatan Scarlet Witch memang keren dan mengerikan, enggak mengherankan kalau dalam Civil War dia kayak "diamankan" supaya enggak membahayakan. Namun, Scarlet Witch cuma bisa mengangkat dan menghantam barang-barang yang jangkauannya enggak jauh. Selain itu, kalau udah mengeluarkan seluruh kekuatannya, dia bakalan capek dan jadi lemas. Kalau enggak konsentrasi, dia bisa ditangkap dan dilumpuhkan seperti saat dia dipenjara. Sementara itu, Wonder Woman lebih bijak, punya strategi perang.

Sebenarnya, semuanya bergantung pada Scarlet Witch, bagaimana dia bisa mengendalikan kekuatan sekaligus staminanya. Wonder Woman pasti bakal kerepotan ngelawan kekuatan pikiran Scarlet Witch di awal pertarungan. Akan tetapi, ngelihat staminanya yang superbesar, rasanya Wonder Woman sedikit lebih unggul dalam matchup ini.


3. Batman Vs. Iron Man

Mungkin banyak di antara lo yang bertanya-tanya kenapa Viki enggak menandingkan Iron Man dengan Cyborg yang kostumnya hampir mirip, begitu pun Batman dengan Captain America. Dari pandangan Viki, Iron Man memang lebih sejajar dengan Batman secara latar belakang mereka hampir sama. Udah begitu, mereka sama-sama cerdas. Ada pepatah lama yang bilang bahwa kepintaran bisa ngalahin kekuatan besar. Bahkan, kekuatan yang besar enggak ada artinya kalau enggak dibarengi dengan kecerdasan.

Latar Belakang
Iron Man alias Tony Stark adalah anak dari Howard Stark, pemilik perusahaan berbasis teknologi Stark Industries. Dua orangtua Tony meninggal dalam sebuah kecelakaan. Kalau di film Civil War, keduanya dibunuh oleh Bucky (Winter Soldier) saat berada di bawah pengaruh Hydra. Kematian orangtuanya membuat Tony mewarisi Stark Industries yang nilainya besar banget.

Hampir senasib, orangtua Bruce Wayne alias Batman meninggal karena dibunuh saat dia masih kecil. Kejadian ini membuat dia trauma dan jadi pribadi yang tertutup, kaku, serta misterius. Namun, kejadian ini juga bikin dia tergerak buat memerangi kejahatan.

Oh, ya, dua superhero ini sama-sama enggak punya kekuatan khusus. Kekuatan andalan mereka adalah teknologi canggih yang mereka buat sendiri. Kalau semuanya dilucuti, ya, mereka hanya cowok filantropis tampan biasa. Namun, kisah hidup Batman lebih filosofis dan berkesan karena dia berjuang keras buat jadi sekaya dan sekeren itu.

Bukan berarti Tony alias Iron Man itu enggak hebat, loh. Cuma, enggak bisa dimungkiri bahwa kekayaan dan ilmu sang bokaplah yang berkontribusi dalam kesuksesannya.

Kostum
Kostum Batman sederhana dan berwarna gelap. Ini betul-betul menggambarkan pribadi Batman yang tertutup dan penyendiri. Ditambah, topeng bertelinga kelelawar menutupi hampir seluruh wajahnya serta kain hitam yang menegaskan bahwa Batman itu terinspirasi dari kelelawar. Kostum ini simpel dan keren, tapi kalau dipakai sama cowok yang superkurus, enggak akan bagus, sih.

Kostum Iron Man sendiri lebih canggih, terbuat dari baja, bisa bikin penggunanya terbang, dan punya sistem komputasi. Lo mungkin enggak akan butuh mobil atau motor lagi kalau udah punya kostum ini. Kostum ini multifungsi banget. Buat ngelawan penjahat, bisa. Jadi alat transportasi juga bisa. Buat bergaya pun bisa!

Kostum Batman memang keren banget. Dilihat dari segi fashion, kostumnya sangat minimalis dan berkelas. Cuma, siapa, sih, yang enggak mau punya kostum serbabisa kayak Iron Man?

Kekuatan
Enggak bisa dimungkiri bahwa Batman itu kuat, cerdas, dan punya keahlian menganalisis berbagai kasus dengan cermat. Mirip banget kayak detektif, deh! Dia juga sangat mendetail dan enggak gampang terkecoh.

Iron Man mungkin enggak sekuat Batman kalau bertarung tanpa kostum. Namun, Iron Man punya otak yang bisa diandalkan. Bahkan, otak supercerdasnya bisa dipakai buat membodohi orang cerdas yang kuat.

Lo lihat, deh, waktu Tony dikurung oleh teroris di Iron Man pertama (2008). Dia bisa bikin kostum canggih cuma dengan manfaatin barang rongsokan! Gila, enggak, tuh? Yah, Batman memang paket cowok yang sempurna, gagah, tajir, dingin, dan pintar. Akan tetapi, tetap saja kekerenan Tony Stark sulit banget diabaikan!


4. The Flash Vs. Hawkeye

Keduanya sama-sama punya kekuatan yang menarik. Yang satu bisa berlari secepat kilat, satunya bisa memanah tepat sasaran. Namun, siapakah yang paling unggul?

Latar Belakang
Barry Allen adalah seorang anak malang yang terpaksa harus menjadi piatu dari kecil karena nyokapnya diduga dibunuh oleh sang bokap (yang ternyata enggak bersalah). Dia pun diangkat sebagai anak oleh Detektif Joe West. Pada sebuah percobaan di laboratorium kala badai, dia terkena petir dan akhirnya memiliki kekuatan lari yang secepat kilat. Kekuatan ini pun dia pakai untuk menunjang pekerjaannya sebagai pembasmi kejahatan.

Clint Barton alias Hawkeye juga mengalami nasib yang hampir sama dengan Barry. Orangtuanya meninggal saat dia masih kecil dan dia terpaksa hidup di panti asuhan. Setelah enam tahun di sana, dia dan sang kakak kabur, kemudian bertemu Swordsman di sebuah karnaval yang bakalan ngajarin dia buat jadi pemanah terbaik. Awalnya, nasib Hawkeye sempat enggak jelas karena dia hidup di karnaval yang bebas. Untungnya, setelah insiden yang terjadi saat dia ngebantuin Black Widow nyolong teknologi Iron Man, dia justru malah direkrut sama Iron Man buat masuk ke The Avengers.

Kalau dilihat dari latar belakang, kehidupan Clint memang lebih kompleks dan penuh perjuangan. Lain halnya sama Barry yang langsung diangkat anak oleh orang baik dan tiba-tiba aja dapat kekuatan. Untuk itu, skor 1 buat Hawkeye.

Kostum
Kostum The Flash ini mirip kayak Captain America. Bedanya, warna merah darah mendominasi. Kostum ini bener-bener fleksibel, kayak pergerakan The Flash yang supercepat.

Harus diakuin bahwa kostum The Flash memang terlihat lebih enak dan fleksibel buat pertarungan. Lagipula, kostum The Flash juga bisa melindungi penggunanya dari udara dingin. Superhero banget, deh, kostum The Flash ini!

Kekuatan
Mungkin banyak di antara lo yang menganggap bahwa Hawkeye biasa banget sebagai seorang superhero. Manusia biasa aja banyak yang bisa memanah, kok. Namun, lo jangan salah dan ngerendahin dulu karena bidikan Hawkeye selalu tepat sasaran. Bukan cuma itu, dia bisa dengan cepat mendeteksi titik lemah lawan atau mendeteksi bagaimana caranya bikin efek domino dari apa yang dia panah. Dalam Avengers: Age of Ultron (2015), dia bisa menang saat bertarung melawan Quicksilver, loh. Enggak sembarang orang bisa menang ngelawan mutan berkekuatan super ini.

Sementara itu, The Flash punya kekuatan berlari secepat kilat. Kekuatan berlari ini bikin dia jadi sulit ditangkap lawan dan bisa dengan mudah menyerang lawan tanpa memberikan kesempatan bagi lawan buat mempersiapkan diri.

Kalau keduanya ditandingin, memang bakalan sulit, sih, mencari pemenangnya. Satunya pintar ngebidik, satunya pintar lari. Sebenarnya, sih, dua orang ini saling ngelengkapin.


5. Superman Vs. Hulk

Keduanya sama-sama berotot. Sama-sama besar dan kokoh, kayak gunung. Enggak cuma itu, mereka juga dikenal sebagai penghancur di timnya masing-masing. Jadi, jangan sekali-kali ngeremehin kekuatan tangan mereka. Sekali pukul, bukan cuma bonyok, lo bahkan bisa mendarat di perut Bumi.

Latar Belakang
Superman alias Kal-El atau Clark Kent adalah bangsa Kriptonian. Pada saat perang, kedua orangtuanya mengirimkan dia ke Bumi. Dia pun akhirnya ditemukan oleh pasangan suami istri Jonathan dan Martha Kent. Sebagai bangsa Kriptonian, Superman punya kekuatan jauh di atas manusia pada umumnya.

Sementara itu, Bruce Banner adalah seorang ilmuwan supercerdas. Pada suatu waktu, dia enggak sengaja terkena radiasi sinar gama yang membuat dia jadi makhluk hijau bernama Hulk saat dia marah.

Latar belakang keduanya sangat unik. Akan tetapi, kisah hidup Hulk lebih menarik dan kompleks. Bayangin aja, lo punya kekuatan yang secara tiba-tiba dan enggak disengaja lo miliki. Namun, kekuatan itu bisa menghancurkan lo karena saat dia muncul, akal sehat lo hilang. Jadi, dengan kekuatan itu, lo enggak cuma punya tanggung jawab buat menumpas kejahatan, tapi juga tanggung jawab buat berdamai dan mengontrol diri lo.

Kostum
Kostum Superman ini ikonis banget dengan warna biru dengan jubah merahnya. Tadinya, sih, kostum Superman selalu identik dengan celana dalam merahnya yang terletak di luar. Namun, Superman yang di Justice League enggak pakai celana dalam merah lagi, sih. Pastinya malu, dong, kalau zaman sekarang masih enggak ngerti caranya pakai celana dalam yang benar!

Bagaimana dengan kostum Hulk? Duh, cuma celana pendek warna hitam kecokelatan, kok. Jadi, tanpa perlu dianalisis lebih jauh lagi, kostum Superman jelas terlihat lebih keren. Siapa coba, cowok yang enggak suka sama kostum ini? Anak-anak balita aja senang bukan main kalau dibeliin baju Superman.

Kekuatan
Sebagai bangsa Kriptonian, Superman bisa terbang, bisa memecahkan segala hal di muka Bumi, bisa berantem tanpa bonyok, serta punya kecepatan dan refleks yang bagus.

Begitu juga dengan Hulk. Enggak ada hal di muka Bumi ini yang bisa mengalahkannya kecuali bencana alam. Tinggal pukul kanan-kiri, tonjok depan-belakang, musuhnya pasti bakal kerepotan. Meski unggul dari segi kecepatan dan refleks, tetap aja Superman bakal kewalahan menghadapi serangan superagresifnya Hulk.


6. Thor Vs. Aquaman

Thor dan Aquaman punya kesamaan yang identik. Mereka sama-sama dilahirkan sebagai dewa. Mereka juga punya kekuatan yang khas banget. Pastinya, sih, keduanya sama-sama kekar serta punya brewok dan rambut gondrong dalam versi sinemanya.

Latar Belakang
Thor adalah anak dari Odin, pewaris takhta Asgard, dan merupakan Dewa Petir. Kisah Thor sebenarnya diambil dari Mitologi Nordic. Jadi, konsep Thor sendiri bukan murni ide dari Marvel.

Aquaman alias Arthur Curry adalah anak dari Thomas Curry dan Elaine yang ternyata pernah jadi ratu di Atlantis. Keduanya sama-sama keturunan makhluk spesial. Akan tetapi, jelas asal-usul Thor lebih menarik disimak karena statusnya sebagai dewa murni dengan berbagai intrik terkait perebutan kekuasaan dalam hidupnya.

Kostum
Aquaman mengenakan kostum hitam kehijauan dengan aksen sisik di bagian lengan dan beberapa bagian lain. Kostum ini makin keren dengan adanya tongkat trisula yang didapatkan Aquaman dari Poseidon saat membantunya ngelawan sang anak, Triton.

Sementara itu, Thor punya kostum perak kehitaman dari baja yang terlihat sangar dengan jubah merah yang bikin dia keliatan kayak kesatria perang. Kalau Aquaman punya Trisula, Thor juga punya Mjolnir, senjata palu ikonis. Susah banget nemuin mana yang lebih bagus dari keduanya. Cuma, kostum Aquaman memang lebih unik karena punya motif seperti sisik yang pas banget dengan statusnya sebagai superhero air.

Kekuatan
Thor memiliki badan yang kuat dan kecepatan tingkat dewa. Akan tetapi, tetap aja yang paling bisa diandalkan adalah kekuatan palu Mjolnir yang bisa mengendalikan petir. Pada akhirnya, dalam Thor: Ragnarok, terbukti, sih, bahwa tanpa Mjolnir pun, Thor tetap bisa mengendalikan petir.

Berbeda sama Thor, Aquaman punya kekuatan mengendalikan samudera, bernapas di laut, berbicara dengan segala makhluk di laut, dan menggunakan laut buat menyerang segala hal. Namun, Aquaman bukan sekadar jagoan di laut. Di darat pun, dia juga merupakan seorang cowok super, punya badan kuat, dan sulit dikalahkan.

Di darat dan laut, Aquaman memang hebat dan berjaya. Kemungkinan besar, sih, Thor enggak akan bisa begitu karena dia enggak bisa bernapas di laut. Di darat, keduanya bisa seri. Di laut, entahlah. Namun, yang jelas, bakalan keren banget kalau keduanya bertarung. Apalagi, keduanya terkesan sama-sama jantan dan kuat. Mending, ya, habis bertarung, mereka duduk bareng aja ngelemesin otot sambil minum bir!


Sumber :
https://www.kincir.com/movie/cinema/justice-league-vs-avengers-siapa-pemenangnya

Wonder Woman 1984 Bukanlah Film Sekuel

Gal Gadot Ungkap Wonder Woman 1984 Bukanlah Film Sekuel


By Yuni Usmanda / 25 Juni 2020

Lagi dan lagi, Warner Bros. memilih mengundur tanggal rilis Wonder Woman 1984. Film yang awalnya direncanakan tayang pada 14 Agustus 2020, diundur penayangannya menjadi 2 Oktober 2020 karena pandemi Corona. Yap, kita pun harus menunggu lebih lama lagi untuk bisa menyaksikan aksi sang superhero yang memiliki nama asli Diana Prince ini.

Semakin lama Wonder Woman 1984 ditayangkan, maka semakin banyak juga detail seputar film ini yang mulai terungkap. Bahkan belum lama ini, tampilan sang villain, yaitu Cheetah, mulai terungkap sedikit demi sedikit. Padahal, Warner Bros. dan sutradara Patty Jenkins masih merahasiakan penampakan Cheetah di filmnya.

Informasi terbaru mengenai Wonder Woman 1984 bertambah lagi, nih, guys. Sang pemeran utama, yaitu Gal Gadot, memberikan tambahan informasi seputar filmnya dalam sebuah wawancara. Dilansir Games Radar, Gadot mengungkapkan bahwa film ini bisa dibilang bukanlah sekuel film pertamanya yang dirilis pada 2017.

“Kami enggak mengambil cerita dari film sebelumnya karena kejadian di film pertamanya terjadi 66 tahun yang lalu. Diana telah hidup bersama manusia selama lebih dari enam dekade. Kisah di film keduanya adalah kisah yang berdiri sendiri. Satu-satunya hal dari film pertamanya yang muncul lagi di film keduanya adalah Diana dan Steve Trevor. Selain itu, film keduanya menampilkan dunia yang benar-benar baru, zaman yang berbeda, Diana yang berbeda, dan cerita yang baru,” ungkap Gadot.

Ini seakan menjadi petunjuk bahwa apa yang terjadi di film pertamanya mungkin enggak akan memiliki pengaruh besar terhadap cerita Wonder Woman 1984. Gadot juga mengungkapkan bahwa Diana di film kedua enggak akan senaif di film pertamanya. Diana bakal tampil lebih bijak, lebih dewasa, dan mengalami perkembangan pesat.

Buat menyegarkan ingatan kalian, film pertama Wonder Women memang berlatar pada Perang Dunia I, sedangkan film keduanya berlatar pada era 1980-an. Diana pastinya telah belajar banyak hal selama jeda antara waktu di film pertama dan film keduanya.


Sumber :
https://www.kincir.com/movie/cinema/gal-gadot-wonder-woman-1984-bukan-sekuel

Rating 8 Film Superman

Rating 8 Film Superman dari Terendah sampai Tertinggi

By Yuni Usmanda / 24 Juni 2020

Dibandingkan superhero lainnya, Superman bisa dibilang dedengkotnya para superhero di layar lebar. Jika kita tarik sejarahnya, nih, superhero yang bernama asli Kal-El ini pertama kali muncul lewat seri film Superman yang dirilis pada 1948. Yap, jagoan ini telah memeriahkan dunia perfilman sejak era film hitam-putih.

Walau telah ada sejak masa lampau, film superhero DC ini yang mulai memberikan pengaruh besar kepada kebudayaan pop adalah film pertama versi Christopher Reeve yang dirilis pada 1978. Sejak 1978 hingga saat ini, total ada delapan film Superman.

Nah, dari delapan film Superman, film apa saja yang memiliki rating terendah sampai tertinggi? Yuk, simak daftarnya!


8. Superman IV: The Quest for Peace (Rating: 11%)

Kesuksesan film pertama Superman versi Christopher Reeve membuat sang aktor mendapatkan kesempatan untuk berperan sebagai sang superhero sebanyak empat film. Sayangnya, film keempat Reeve bisa dibilang yang paling gagal di antara semuanya. Film ini hanya mendapatkan skor 11% di Rotten Tomatoes, bahkan skor audiensinya pun hanya mencapai 16%.

Berbagai aksi yang ditampilkan di Superman IV: The Quest for Peace (1987) dianggap membosankan. Ditambah lagi dengan efek visualnya yang terlihat murahan. Saking buruknya, film ini menjadi film Superman dengan pendapatan terendah dan masuk dalam nominasi “Worst Supporting Actress” dan “Worst Visual Effects” Razzies 1988.


7. Superman III (Rating: 26%)

Walau enggak seburuk Superman IV: The Quest for Peace, film ketiga versi Christopher Reeve ternyata nasibnya juga enggak baik di mata kritikus. Film ini hanya mendapatkan skor 26% di Rotten Tomatoes, bahkan skor audiensinya lebih rendah, yaitu 23%. Nilai plusnya, film yang disutradarai oleh Richard Lester ini memperoleh pendapatan yang lebih baik dari film keempatnya.

Film yang rilis pada 1983 ini dianggap menghancurkan apa yang telah dibangun dari dua film pertamanya demi lelucon yang enggak perlu. Walau begitu, penampilan Reeve di adegan pertarungan antara Clark Kent dan Superman versi jahat cukup diacungi jempol. Film ini juga masuk nominasi “Worst Supporting Actor” dan “Worst Musical Score” Razzies 1984.


6. Batman v Superman: Dawn of Justice (Rating: 28%)

Sebagian dari kalian mungkin enggak setuju bahwa film garapan Zack Snyder ini berada di urutan tiga terbawah. Kenyataannya, film ini hanya mendapatkan skor 28% di Rotten Tomatoes. Namun, banyak penonton yang tampaknya enggak setuju dengan penilaian para kritikus, Soalnya, film ini mendapatkan skor audiensi yang jauh lebih tinggi, yaitu 62%.

Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) memang menghadirkan kisah dengan potensi yang kuat, apalagi berbagai superhero ikonis DC pun akhirnya dipertemukan dalam satu film. Namun, kritikus mengkritik jalan cerita filmnya yang membingungkan karena kurangnya latar belakang untuk beberapa karakter. Parahnya lagi, film ini masuk dalam tujuh nominasi Razzies 2017 dan memenangkan empat nominasinya.


5. Justice League (Rating: 40%)

Kelanjutan Dawn of Justice nyatanya juga enggak berhasil memuaskan kritikus. Film garapan Zack Snyder yang kemudian dilanjutkan oleh Joss Whedon ini hanya mendapatkan skor 40% di Rotten Tomatoes. Seperti halnya Dawn of Justice, banyak penonton yang enggak setuju dengan penilaian kritikus karena skor audiensi film ini jauh lebih tinggi, yaitu 71%.

Dengan bujet yang sangat besar, yaitu 300 juta dolar (sekitar Rp4,3 triliun), pendapatan yang diterima film ini malah jauh lebih rendah dari empat film DCEU yang dirilis sebelum Justice League (2017). Jalan cerita, villain yang kurang dikembangkan dengan baik, serta CGI menjadi masalah di film ini. Yap, film berbujet 300 juta dolar malah memperlihatkan kualitas CGI bibir Henry Cavill yang terlihat sangat buruk.


4. Man of Steel (Rating: 56%)

Film solo pertama Superman di DCEU ternyata memiliki skor yang jauh lebih baik dari dua film DCEU yang telah disebutkan di atas. Namun, Man of Steel (2013) nyatanya masih belum berhasil memuaskan kritikus dengan perolehan skor 56% di Rotten Tomatoes. Seperti dua film DCEU yang telah disebutkan di atas, film ini malah mendapatkan skor audiensi yang lebih baik, yaitu 75%.

Film yang juga disutradarai oleh Zack Snyder ini dianggap kurang memberikan pengembangan kepada karakternya dan menampilkan pertarungan yang berlarut-larut. Nuansanya yang terlalu gelap dibandingkan film-film jagoan ini sebelumnya juga jadi salah satu hal yang dikritik. Selain itu, penampilan Henry Cavill masih dianggap kurang maksimal di film ini.


3. Superman Returns (Rating: 75%)

Setelah versi Christopher Reeve dihentikan dan sang jagoan absen di layar lebar dalam waktu yang lama, Kal-El muncul kembali dengan aktor baru, yaitu Brandon Routh. 19 tahun setelah menghilang di layar lebar, Superman Returns (2006) ternyata disambut dengan sangat baik oleh kritikus. Film ini mendapatkan skor 75% di Rotten Tomatoes, bahkan mendapatkan “Sertifikat Segar”.

Sebagai kelanjutan dua film pertama Superman versi Reeve, film garapan Bryan Singer ini dianggap berhasil menghadirkan kisah yang sesuai dengan penonton yang lebih modern. Naskah serta akting Kevin Spacey mendapatkan sorotan lebih di film ini. Walau berhasil memuaskan kritikus, film ini nyatanya kurang sukses secara pendapatan.


2. Superman II (Rating: 87%)

Walau film Superman ketiga dan keempat versi Christopher Reeve dianggap yang terburuk, kritikus ternyata memberikan penilaian yang berbeda kepada film keduanya. Film garapan Richard Lester ini mendapatkan skor 87% dan “Sertifikat Segar” di Rotten Tomatoes.

Superman II (1980) dianggap berhasil memasukkan pesan yang mendalam lewat kisah Kal-El dalam mengatur dua identitasnya, yaitu Clark Kent dan Superman. Pengembangan karakter dan dialog yang ditampilan di film ini juga menjadi nilai plus.


1. Superman (Rating: 94%)

Gelar film Superman terbaik oleh para kritikus ternyata jatuh kepada film pertama versi Christopher Reeve yang dirilis pada 1978. Film ini berhasil mendapatkan skor yang cukup fantastis di Rotten Tomatoes, yaitu 94%. Enggak lupa film ini juga mendapatkan “Sertifikat Segar”.

Film yang disutradarai oleh Richard Donner ini dianggap berhasil menampilkan kombinasi yang sempurna, di antaranya petualangan, romansa, pergulatan superhero dan penjahat, serta efek visual yang cukup terdepan pada masanya. Pemilihan Reeve sebagai sang jagoan pun menjadi nilai plus dari film ini.


Itulah deretan film Superman mulai dari yang ratingnya paling rendah hingga yang paling tinggi.


Sumber :
https://www.kincir.com/movie/cinema/film-superman-terburuk-terbaik?utm_source=facebook&utm_medium=cpc&utm_campaign=Distribution_Link&utm_term=Film&utm_content=Superman&fbclid=IwAR3yqxCmrH0TOel6LY0hs4Fmdm_NeYfT8_D8Fflu0yqnlNEd4OMnXqilz_c

Sunday, June 14, 2020

Kapan Man of Steel 2 ?

Ini Alasannya Kenapa ‘Man of Steel 2’ Tak Kunjung Terealisasi


by Marvin Emir

Semenjak perilisan film pembuka dunia sinematik superhero DC (DCEU), Man of Steel (2013) yang sukses baik secara kritikan maupun di chart box-office dunia, gak dipungkiri bahwa banyak fans yang sangat berharap agar sekuel-nya segera diproduksi aka Man of Steel 2.

Namun sayang, hal tersebut tidak pernah terealisasikan. Salah satu faktanya juga dikarenakan resepsi dingin yang kala itu diterima oleh Batman V Superman: Dawn of Justice (2016).

Rencana tersebut semakin jauh dari permukaan setelah film team-up superhero DCEU pertama, Justice League (2017), juga mendapatkan resepsi yang kurang begitu memuaskan walau memang, resepsinya jauh lebih “hangat” daripada BVS.

Nah ketika 1-2 tahun terakhir ini terdengar kabar bahwa dimulai dari Aquaman (2018), secara perlahan DCEU akan memasuki proses pengulangan / reboot, secercah optimisme pun muncul. Tapi entah mengapa semenjak itu, kita tidka begitu banyak mendengar kabar perkembangan proyek-nya tersebut.

Dan setelah penasaran sekian lama, akhirnya kita mendapatkan juga kurang lebih alasannya.

Jadi seperti laporan dalam yang didapat dari Heroic Hollywood, hal ini dikarenakan pihak Warner Bros tidak percaya diri kalau film solo Superman akan bisa sukses di saat-saat ini.

Pihak WB justru lebih menginginkan Superman tampil lagi dulu sebagai pendukung (supporting character) di film-film DCEU yang akan dirilis mendatang. Jadi dengan kata lain, WB ingin melihat lagi dulu performa Henry Cavill sebagai Superman apabila ia hanya menjadi pendukung.

Apabila nanti dirasa masih oke, maka bisa jadi sekuel yang telah diharapkan tersebut akan dapat terealisasikan. Hmm, entahlah menurut kami keputusan WB ini kurang tepat banget. Oke deh apabila penampilan baliknya nanti sebagai cameo di Shazam 2. Tapi setelah itu, menurut kami Cavill harus tampil di sekuel MOS.

Pasalnya menurut kami (dan mungkin sebagain besar dari Chillers), Cavill sejak MOS sudah kelihatan keren dan bisa banget kok menahkodai film solo Superman-nya. Jadi entahlah mengapa keputusan tersebut bisa tercetus di benak mereka. Kalau menurut kalian kenapa nih kira-kira Chillers?


Sumber :
https://cineverse.id/movies/ini-alasannya-kenapa-man-of-steel-2-tak-kunjung-terealisasi/

Related Posts